RSS
Container Icon

Tanaman Buah


Indonesia merupakan negara agraris terbesar di dunia, dimana banyak lahan baik perkebunan maupun pekarangan yang dimanfaatkan untuk ditanami oleh aneka jenis tanaman terutama buah-buahan.
Buah-buahan menjadi pilihan utama karena selain dapat menciptakan lingkungan yang hijau, juga dapat memberikan tambahan pendapatan. Budidaya buah-buahan mempunyai prospek yang cukup cerah untuk dikembangkan di negara Indonesia, karena iklim tropis dengan tingkat kelembaban antara 50-90% dengan suhu antara 15-35° C. Hal ini sangat menunjang bagi pertumbuhan tanaman dan didukung oleh luas areal yang memadai. Oleh karena itu upaya budidaya beberapa jenis buah-buahan sangat dianjurkan.
Secara umum budidaya tanaman buah yang cocok dilakukan di Indonesia meliputi :

Pemilihan Bibit 
Pemilihan bibit tanaman buah harus dilakukan dengan cermat, karena merupakan tanaman tahunan yang memerlukan waktu lama sampai diperoleh hasilnya. Pohon induknya harus jelas, sehingga dapat dipastikan kebenaran varietasnya. Selain itu bibit tanaman yang baik berasal dari perbanyakan secara vegetatif (cangkok, okulasi, dan sambung pucuk) agar tanaman lebih cepat berbuah dan sesuai dengan karakter unggul pohon induknya.

Persiapan Tanam
Sebelum dilakukan penanaman sebaiknya mengetahui dahulu kecocokan lahan dengan tanaman buah yang akan di tanam seperti : ketinggian tempat, suhu, kelembaban, jenis dan pH tanah. Sebelum dilakukan penanaman lahan dibersihkan dari semak dan rumput liar. Selanjutnya membuat titik tanam dan mengukur jarak tanam, mulai 4 x 4 m² untuk tanaman pendek sampai 10 x 10 m² untuk tanaman besar. Lubang tanam dibuat setelah titik tanam ditentukan, pembuatan lubang tanam ini bertujuan untuk memberikan lingkungan yang optimal bagi tanaman yang masih muda sehingga dapat cepat mengembangkan perakaran agar tumbuh sehat dan subur. Pembuatan lubang tanam dilakukan 3 minggu sebelum tanam, sehingga lubang akan banyak terkena sinar matahari yang dapat membunuh hama dan penyakit yang ada di dalam tanah. Ukuran lubang disesuaikan dengan jenis tanaman mulai 0.6 x 0.6 x 0.6 cm³ untuk tanaman kecil sampai 1 x 1 x 1 m³ untuk tanaman besar.

Penanaman
Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan atau menjelang musim hujan, sehingga tidak perlu menyiram dan udara tidak terlalu panas pada waktu siang hari. Keadaan ini akan mengurangi kematian bibit yang baru ditanam. Penanaman dilakukan pada lubang yang telah disiapkan dan ditandai dengan ajir. Untuk mencegah gangguan rayap dan semut yang akan menggangu pertumbuhan tanaman, lubang diberi insektisida seperti Furadan sebanyak 10-20 gram.

Pemeliharaan
Agar tanaman tumbuh subur dan dapat berbuah maka tanaman perlu di rawat dengan baik. Pemeliharaan tanaman meliputi :
  1. Penyiraman Faktor penyiraman perlu diperhatikan karena tanaman buah yang baru ditanam membutuhkan air dalam jumlah yang cukup banyak untuk memicu pertumbuhan pada awal tanam dan awal pembungaan. Interval penyiraman dapat dilakukan setiap hari pada musim kemarau dan 2-3 hari sekali pada musim penghujan. Volume air yang diberikan tergantung pada jenis dan besarnya tanaman buah yang dibudidayakan. Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari ketika sinar matahari tidak terlalu terik dan kelembaban udara tinggi.
  2. Pemangkasan Pemangkasan perlu dilakukan agar tanaman tetap sesuai dan serasi dengan luas perkebunan, dapat cepat berbunga dan menghasilkan buah, serta dapat membentuk pola yang sesuai dengan keinginan. Pemangkasan terbagi menjadi tiga tahap yakni : tahap pertama bertujuan untuk mengatur bentuk tajuk, tahap kedua untuk memelihara tanaman, dan tahap ketiga untuk peremajaan. Pemangkasan tahap pertama dilakuan 6- 8 bulan setelah tanam ketika tanaman telah tumbuh subur. Pemangkasan tahap kedua dan ketiga sebelum tanaman memasuki fase berbuah dapat dilakukan setahun sekali di awal musim penghujan. Pemangkasan ini selain untuk membentuk tajuk, juga untuk merangsang pembungaan, mencegah meluasnya serangan penyakit, dan menumbuhkan tunas-tunas baru.
Pemupukan
Tanaman dapat tumbuh subur, sehat, dan berbuah lebat jika dilakukan pemupukan secara benar dan berkala. Pemupukan terbagi menjadi dua jenis yakni :
  1. Pupuk organik Pemupukan organik menggunakan pupuk yang terbuat dari bahan alami contohnya pupuk kandang, kompos, dan humus. Pupuk organik diberikan dua kali setahun yakni pada awal dan enam bulan setelah tanam. Dosis pupuk satu karung atau 30 kg per tanaman. Setiap tahunnya dosis dapat dinaikkan menjadi dua kali lipat dari dosis awal.
  2. Pupuk anorganik Pupuk anorganik merupakan pupuk buatan yang terbuat dari satu macam atau lebih unsur hara dengan komposisi tertentu sehingga dapat mencukupi kebutuhan tanaman. Pupuk organik yang terdiri dari satu unsur hara diantaranya urea mengandung N 46%, SP-36 mengandung P 36%, dan KCl mengandung K 52-58 %. Sedangkan pupuk anorganik yang terdiri dari lebih satu unsur hara dikenal dengan pupuk majemuk, c ontoh pupuk NPK 15;15;15 mengandung N 15%; P 15 %; dan K 15%. Pemupukan anorganik pertama kali diberikan di lubang tanam sekitar tajuk tanaman satu minggu sebelum tanam. Selanjutnya pemupukan diberikan setiap 3 - 4 bulan sekali. Dosis pupuk 100 - 200 gram/tanaman untuk tanaman berumur di bawah 1 tahun.
Setelah tanaman berumur di atas dua tahun dosis pupuk dapat ditingkatkan menjadi 300 - 500 gram per tanaman. Pada saat pemupukan dapat dibarengi dengan pendangiran atau pembersihan rumput dan gulma di sekitar tanaman. Setelah pemupukan sebaiknya dilakukan penyiraman pada bekas galian pupuk, hal ini agar pupuk dapat cepat terserap tanaman dan pupuk tidak mudah menguap. Pupuk anorganik lainnya yakni pupuk daun yang pemberiannya disemprotkan ke seluruh permukaan daun dan batang tanaman.
Selain mengandung unsur hara, pupuk daun ini dilengkapi dengan zat pengatur tumbuh yang akan memacu pertumbuhan daun maupun bunga. Pemberian pupuk daun dapat dilakukan setiap 7-10 hari sekali selama ± 2-3 bulan sebelum fase generatif.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TANAMAN OBAT INDONESIA

Daftar Tanaman Obat Indonesia
 
A
Adas
Adem Ati
Ajeran
Akar Manis
Akar Wangi
Alang Alang
Alpokat
Andong
Angsana
Anting-anting
Anyang Anyang
Apel
Aren
Asam Jawa
Awar Awar

B
Bandotan
Bangle
Baru Cina
Bawang Merah
Bawang Putih
Bayam
Bayam Duri
Belimbing Asam
Belimbing Manis
Belimbing wuluh
Beluntas
Benalu
Beringin
Bidara Laut
Bidara Upas
Biduri
Bligu
Blustru
Boroco
Brojo Lintang
Brokoli
Brotowali
Buah Makasar
Buah Nona
Buncis
Bunga Kenop
Bunga Matahari
Bunga Pagoda
Bunga Pukul Delapan
Bunga Tasbih
Bungli
Bungur
Bungur Kecil
Buni

C
Cabai Merah
Cabai Rawit
Cabe Jawa
Cakar Ayam
Calingcing
Ceguk
Cempaka Kuning
Cempaka Putih
Cendana
Cengkeh
Ceremai
Cincau
Ciplukan

D
Dadap Ayam
Dadap Serep
Dandang Gendis
Daruju
Daun Dewa
Daun duduk
Daun Encok
Daun Jintan
Daun Kentut
Daun Madu
Daun Sendok
Daun Senna
Daun Ungu
Delima

E
Ekor Kucing
Enau

G
Gadung
Gambir
Gandarusa
Gendola
Genje
Ginjean
Greges Otot
Gude

H
Halia

I
Iler
Inggu

J
Jagung
Jahe
Jamblang
Jambu Biji
Jambu Monyet
Jamur Kayu
Jarak
Jarak Bali
Jarak Ulung
Jarong
Jati Belanda
Jayanti
Jengger Ayam
Jeruk Nipis
Jeruk Purut
Jintan Putih
Jintan/Ajeran
Johar
Jombang
Jung Rabab

K
Kacapiring
Kaki Kuda
Kaktus Pakis Giwang
Kamboja
Kapas
Kapasan
Kapulaga
Kastuba
Katu
Kayu Manis (padang)
Kayu Putih
Kecubung
Kecubung Gunung
Kedelai
Keji Beling
Kelapa
Kelingkit Taiwan
Kelor
Kembang Bokor
Kembang Bugang
Kembang Coklat
Kembang Kertas
Kembang Pukul Empat
Kembang Sepatu Sungsang
Kembang Sore
Kembang Sungsang
Kemuning
Kenanga
Kencur
Ketepeng Cina
Ketepeng Kecil
Ketimun
Ki Tolod
Klabet
Kol Banda
Kompri
Kubis
Kubis Bunga
Kucing Kucingan
Kumis Kucing
Kunci Pepet
Kunyit
Kwalot

L
Lada
Landep
Landik
Legundi
Lempuyang Gajah
Lempuyang Wangi
Lengkuas
Lenglengan
Lidah Buaya
Lidah Ular
Lobak

M
Mahkota Dewa
Mahoni
Mamang Besar
Manggis
Mangkokan
Melati
Mengkudu
Meniran
Mimba
Mindi Kecil
Mondokaki
Murbei

N
Nampu
Nanas
Nanas Kerang
Ngokilo
Nona Makan Sirih

P
Pacar Air
Pacar Cina
Padi
Pala
Pandan Wangi
Pare
Patah Tulang
Patikan Cina
Patikan Kerbau
Pecut Kuda
Pecut Kuda
Pegagan
Pepaya
Permot
Petai Cina
Pinang
Pisang
Pohon Merah
Portulaka
Poslen
Prasman
Pulai
Pule Pandak
Pulutan
Putri Malu

R
Rambutan
Rincik Bumi
Rumput Mutiara

S
Saga
Salam
Salvia
Sambang Darah
Sambang Getih
Sambiloto
Sambung Nyawa
Sangitan
Sangketan
Sawi Langit
Sawi Tanah
Secang
Seledri
Semanggi Gunung
Semangka
Sembung
Senggani
Sengugu
Sereh
Sesuru
Siantan
Sidaguri
Sirih
Sirsak
Sisik Naga
Som Jawa
Sosor Bebek
Srigading
Srikaya

T
Tahi Kotok
Tanduk Rusa
Tapak Dara
Tapak Kuda
Tapak Liman
Tasbeh
Tebu
Teh
Tembelekan
Tempuyung
Temu Hitam
Temu Kunci
Temu Putih
Temu Putri
Temulawak
Teratai
Teratai Kerdil
Tomat
Tunjung
Turi

U
Ubi Kayu
Urang-Aring

W
Waru
Wijaya kusuma
Wortel

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tanaman hias


Petunia ditanam di pot untuk memperindah ruangan.
Tanaman hias mencakup semua tumbuhan, baik berbentuk terna, merambat, semak, perdu, ataupun pohon, yang sengaja ditanam orang sebagai komponen taman, kebun rumah, penghias ruangan, upacara, komponen riasan/busana, atau sebagai komponen karangan bunga. Bunga potong pun dapat dimasukkan sebagai tanaman hias. Dalam konteks umum, tanaman hias adalah salah satu dari pengelompokan berdasarkan fungsi dari tanaman hortikultura. Bagian yang dimanfaatkan orang tidak semata bunga, tetapi kesan keindahan yang dimunculkan oleh tanaman ini. Selain bunga (warna dan aroma), daun, buah, batang, bahkan pepagan dapat menjadi komponen yang dimanfaatkan. Sebagai contoh, beberapa ranting tumbuhan yang mengeluarkan aroma segar dapat diletakkan di ruangan untuk mengharumkan ruangan dapat menjadikannya sebagai tanaman hias.
Dalam arsitektur lansekap, bentuk dan penempatan tanaman hias menjadi pertimbangan yang penting. Isu lainnya yang penting dalam tanaman hias adalah habitat alami yang disukai tumbuhan tersebut serta bentuk tajuk yang dimilikinya. Dalam pengertian ini, tanaman hias dapat mencakup pula tanaman tepi jalan serta tanaman penaung (di ruang terbuka).
Karena tanaman hias dikelompokkan berdasarkan fungsinya, tidak menutup kemungkinan bahwa suatu tanaman sayuran, tanaman obat, atau tanaman buah menjadi tanaman hias, atau sebaliknya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tanaman Pangan

Pengertian dan Istilah dalam Statistik Tanaman Pangan

  1. Luas tanaman akhir bulan yang lalu adalah luas tanaman pada tanggal terakhir dari bulan laporan yang lalu. Besarnya luas ini sama dengan luas tanaman pada awal bulan laporan. Di sini luas tanaman benih tidak dimasukkan.
  2. Luas tanaman yang dipanen berhasil adalah luas tanaman yang dipungut hasilnya setelah tanaman tersebut cukup umur dan hasilnya paling sedikit 11% dari keadaan normal. Mencabut benih tidak termasuk sebagai memungut hasil dan tidak boleh dimasukkan dalam laporan ini.
  3. Luas tanaman yang dipanen muda adalah luas tanaman yang dipungut hasilnya sebelum waktunya (belum cukup tua). Tanaman yang dipanen muda hanya tanaman jagung dan kedelai. Sedangkan khusus untuk tanaman baby corn tidak tercakup dalam pengumpulan data luas panen dan luas tanam. Misalnya : Tanaman jagung yang dipungut hasilnya waktu masih muda (belum dapat dipipil) yang digunakan untuk sayuran atau diambil kulit buahnya untuk rokok (klobot), walaupun memberikan hasil tetap dimasukkan ke dalam tanaman yang dipanen muda, jadi tidak termasuk ke dalam yang dipanen berhasil
  4. Luas tanaman rusak/tidak berhasil (puso) adalah luas tanaman yang mengalami serangan OPT, bencana alam, sedemikian rupa sehingga hasilnya kurang dari 11 % dari keadaan normal. Termasuk di sini tanaman yang sengaja dirusak sebelum waktu panen (karena OPT, untuk pakan ternak).
  5. Luas penanaman baru (tambah tanam) adalah luas tanaman yang benar-benar ditanam (sebagai tanaman baru) pada bulan laporan, baik penanaman yang bersifat normal maupun penanaman yang dilakukan untuk mengganti tanaman yang dibabat/dimusnah- kan, karena terserang OPT atau sebab-sebab lain, walaupun pada bulan tersebut tanaman baru ditanam, dibongkar kembali (akan ditanami kembali/replanting).
  6. Padi Padi di lahan sawah adalah padi yang ditanam di lahan sawah, antara lain : padi rendengan, padi gadu, padi gogo rancah, padi pasang surut, padi lebak, padi rembesan.
  7. Padi di lahan bukan sawah adalah padi yang ditanam di lahan bukan sawah, yaitu : padi gogo/ladang/huma.
  8. Padi hibrida adalah padi yang benihnya merupakan keturunan pertama dari persilangan dua galur atau lebih yang sifat-sifat individunya Heterozygot dan Homogen. Misalnya : Miki–1, Intani–1, Intani–2, Miki –2.
  9. Padi konvensional adalah padi yang benihnya berasal dari galur murni, sehingga individunya Homoozygot dan Homogen. Termasuk turunan pertama dan seterusnya dari padi hibrida, dan padi lokal. Misalnya : IR – 64, Way Apo Buru, Sei Lilin, Rojolele, Pandanwangi.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS